MATA KULIAH : GAWAT DARURAT
DOSEN : Ns.ENGEL HENDRO TARUNGAN.S.kep
KELOMPOK : III
MAKALAH
BENCANA ALAM DAN PENANGGULANGANNYA
DISUSUN OLEH :
FATMAWATY KASIM
INDAH NOVITA PAPUTUNGAN
SITI HARTINA ARSIK
ARDILA ANSAR
ARMADILA UMASAGAJI
DENDRIS OKONG
FAHRIANTO BATJO
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MUHAMMADIYAH MANADO 2015-2016
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam yang tak pernah berhenti memberi segala nikmat-Nya. Shalawat serta salam tak lupa, tetap tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita ke jalan yang lurus, jalan yang terang benderang yaitu Addinul Islam. Ucapan syukur teramat dalam kami sampaikan kepada Allah SWT, yang telah memberi segala kemurahan-Nya untuk kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah ‘BENCANA ALAM DAN PENANGGULANGANNYA’ ini tanpa suatu halangan apapun.
Kami mohon maaf apabila masih ada banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, itu semua karena di dunia tak ada yang sempurna, kecuali Allah SWT semata. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH …………………………………………..
1.3 TUJUAN …………………………………………………………
1.4 MANFAAT ………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………….
2.1 BENCANA HIDROMETEOROLOGI ……………………………
1. Defenisi bencana hidrometeorologi
2. Macam-macam Bencana Hidrometeorologi dan penanggulangan
ü Degradasi Lahan
ü Banjir
ü Longsor
ü Bencana Ekologi
ü Putting Beliung
ü Kekeringan.
2.2 BENCANA GEOLOGI ………………………………………….
1. Definisi bencana Geologi
2. Macam-macam Bencana Geologi dan penanggulangan
ü Gempa Bumi
ü Tsunami
ü Gunung Meletus
2.3 BENCANA ALAM DARI AKTIVITAS MANUSIA dan
PENANGGULANGANNYA ……………………………………
ü Kebakaran Hutan
ü Pemanasan Global
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ……………………………………………
3.2 SARAN ……………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bumi ini tidak statis, melainkan dinamis secara terus menerus mengalami perubahan. Sampai saat ini, perubahan itu masih tetap berlangsung. Seperti benua bergerak, terjadi gempa bumi, gunung berapi meletus, angin topan (badai siklon), serta terjadi peubahan musim (terjadi penyimpangan musim kemarau dan musim penghujan) yang dapat mengakibatkan degradasi lahan bahkan kekeringan yang berujung penggurunan. Peristiwa tersebut terjadi di luar pengaruh kegiatan manusia dan manusia tidak mampu mencegah dan membendungnya.
Kerusakan lingkungan hidup oleh alam terjadi karena adanya gejala atau peristiwa alam yang terjadi secara hebat sehingga memengaruhi keseimbangan lingkungan hidup. Peristiwa-peristiwa alam yang dapat memengaruhi kerusakan lingkungan dan produktivitas manusia yang kerap disebut dengan bencana.
Bencana ada dua faktor penyebabnya yaitu dari aktivitas manusia dan dari alam itu sendiri. Setiap bencana mendatangkan permasalahan serius bagi manusia. Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun,tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit. Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan. Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.
Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus. Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa.
Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat dan topan. Setiap bencana mempunyai dampak dan setiap dampak membutuhkan penanggulangan yang berbeda pula, karena hal tersebut maka penulis mengangkat judul tentang “Bencana dan Penanggulangannya”.
1. 2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi pokok permasalahan adalah:
1. Bagaimana penanggulangan bencana alam hidrometeorologi?
2. Bagaimana penanggulangan bencana alam geologi ?
3. Bagaimana penanggulangan bencana yang disebabkan oleh aktivitas manusia?
1. 3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui sekaligus menganalisis :
1. Penanggulangan bencana alam hidrometeorologi
2. Penanggulangan bencana alam geologi
3. Penanggulan bencana yang disebabkan oleh aktivitas manusia
1. 4 MANFAAT
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Dapat memberikan informasi tentang penanggulangan macam-macam bencana baik
bencana alam hidrometeorologi, bencana alam geologi, bencana alam dari luar angkasa
dan bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
bencana alam hidrometeorologi, bencana alam geologi, bencana alam dari luar angkasa
dan bencana yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.
2. Pembahasan dari penelitian ini dapat dipergunakan oleh peneliti berikutnya sehingga
hasil yang dicapai lebih maksimal.
hasil yang dicapai lebih maksimal.
3. Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai sedikit acuan untuk mengambil tindakan dalam
penanggulangan bencana.
penanggulangan bencana.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BENCANA HIDROMETEOROLOGI
1. Defenisi bencana hidrometeorologi
Bencana yang sangat potensial dan secara aktual dianggap tidak terlalu membahayakan, seperti degradasi lahan, bencana ekologi, dan rusaknya ekosistem, longsor, dan banjir, harus diwaspadai karena akan sangat mempengaruhi tata oksigen dan tata air di muka bumi sebagai komponen utama untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk lainnya untuk hidup. Bencana degradasi lahan, banjir, longsor, bencana ekologi, puting beliung, dan kekeringan dikenal dengan istilah bencana hidrometeorologi.
Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh rusaknya sistem dalam siklus hidrologi, sehingga mempengaruhi kestabilan kondisi iklim dan cadangan air di permukaan bumi (Hermon, 2012:3).
2. Macam-macam Bencana Hidrometeorologi
ü DEGRADASI LAHAN
a. Definisi Degradasi Lahan
Degradasi lahan atau yang disebut dengan Lahan kritis adalah lahan yang mengalami penurunan produktivitas atau kehilangan fungsi secara fisik, kimia, hidrologi dan sosial ekonomi sebagai akibat dari salah penggunaan dan atau salah pengelolaan.
Lahan kritis secara fisik adalah lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga untuk perbaikannya memerlukan investasi yang besar, sedangkan lahan kritis secara kimia adalah lahan yang bila ditinjau dari tingkat kesuburan, salinitas dan keracunan tidak lagi memberikan dukungan positif terhadap pertumbuhan tanaman.
Lahan kritis secara sosial ekonomi adalah lahan yang sebenarnya masih mempunyai potensi untuk usaha pertanian dengan tingkat kesuburan relatif baik, tetapi karena adanya faktor penghambat sosial ekonomi misalnya sengketa pemilikan lahan, sulit pemasaran hasil atau harga produksi sangat rendah maka lahan tersebut ditinggalkan penggarapnya sehingga menjadi terlantar.
Menurut Hermon (2012: 153) bencana degradasi lahan adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh hilangnya fungsi lahan dalam suatu ekosistem, tidak jalannya siklus-siklus menopang kehidupan manusia, sehingga mengakibatkan timbulnya koban jiwa, kerusakan lingkungan kerugian harta benda dan kehilangan sumber hidup penghidupan
b. Penyebab dan Dampak Degradasi Lahan
Penyebab degradasi lahan adalah :
- Laju pertumbuhan penduduk yang semakin lama meningkat berdampak pada
pembangunan dan membuka lahan permukiman.
pembangunan dan membuka lahan permukiman.
- Deforestasi, yaitu pengundulan hutan secara besar-besaran untuk kegiatan pertanian,
perusahaan kehutanan komersial skala besar, pe,bangunan jalan, dan transmigrasi.
perusahaan kehutanan komersial skala besar, pe,bangunan jalan, dan transmigrasi.
- Overgrazing yang dapat menyebabkan kerusakan vegetasi
- Aktivitas pertanian seperti penggunaan pupuk buatan yang berlebihanm, penggunaan
alat-alat berat, tidak melakukan tindakan konservasi.
alat-alat berat, tidak melakukan tindakan konservasi.
- Eksploitasi berlebihan dalam pemanfaatan vegetasi
- Aktivitas industri
c. Penanggulangan Degradasi Lahan
Penanggulangan degradasi lahan merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko hilangnya fungsi lahan dalam menopang hidup dan penghidupan, baik melalui tindakan-tindakan konservasi dan reklamasi lahan maupun melalui tindakan-tindakan evaluasi lahan.
Upaya penanggulangan degradasi lahan dengan mempertahankan lahan memerlukan kesadaran dari semua kalangan, karena dengan penanggulangan degradasi lahan merupakan entry point dan perlindungan ekosistem. Mekipun dalam hal bencana alam manusia tidak bisa mempengaruhinya tetapi pentingnya memperhatikan aspek penyebap bencana yang sebagian besar dilakukan manusia adalah kunci untuk mengurangi dampaknya dan juga berkerja sama dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kelestarian dan ketahanan sumberdaya lahan menjadi cara pangang yang baik untuk menyikapi tanda-tanda dari alam untuk mengigatkan manusia.
ü BANJIR
a. Definisi
Banjir merupakan fenomena alam yang biasa terjadi di suatu kawasan yang banyak dialiri oleh aliran sungai. Secara sederhana banjir dapat didefinisikan sebagainya hadirnya air di suatu kawasan luas sehingga menutupi permukaan bumi kawasan tersebut.
Dalam cakupan pembicaraan yang luas, kita bisa melihat banjir sebagai suatu bagian dari siklus hidrologi, yaitu pada bagian air di permukaan Bumi yang bergerak ke laut. Dalam siklus hidrologi kita dapat melihat bahwa volume air yang mengalir di permukaan Bumi dominan ditentukan oleh tingkat curah hujan, dan tingkat peresapan air ke dalam tanah. Menurut BNPB (2008) Banjir adalah suatu keadaan sungai dimana aliran airnya tidak tertampung oleh palung sungai.
b. Penyebab Bencana Banjir
Banjir merupakan salah satu bentuk fenomena alam yang unik. Dikatakan unik karena banjir dapat terjadi karena murni gejala alam dan dapat juga karena dampak dari ulah manusia sendiri. Banjir dikatakan sebagai gejala alam murni jika kondisi alam memang memengaruhi terjadinya banjir, misalnya hujan yang turun terus menerus, terjadi di daerah basin, dataran rendah, atau di lembah-lembah sungai.
Selain itu, banjir dapat juga disebabkan karena ulah manusia, misalnya karena penggundulan hutan di kawasan resapan, timbunan sampah yang menyumbat aliran air, ataupun karena rusaknya dam atau pintu pengendali aliran air. Kerugian yang ditimbulkan akibat banjir, antara lain, hilangnya lapisan permukaan tanah yang subur karena tererosi aliran air, rusaknya tanaman, dan rusaknya berbagai bangunan hasil budidaya manusia.
c. Penanggulangan Bencana Banjir
Bencana banjir seolah-olah terdengar tidak asing lagi, karena bencana tersebeut sering kali menimpa masyarakat. Hujan deras berkepanjangan sehingga menyebabkan bencana banjir yang tidak dapat di hindari, banjir yang merusak lingkungan, tempat tinggal dan perabotannya, sampai mengancam kesehatan karena banyaknya penyakit yang dapat menyerang kesehatan. Kita harus bekerja sama dengan pemerintah yang telah bekerja keras selama ini untuk menanggulangi bencana banjir, sehingga kita harus mendukungnya untuk penanggulangan bencana banjir. Berikut ini ada beberapa cara untuk penanggulangan bencana banjir :
1. Membuat fungsi sungai dan selokan dapat bekerja dengan baik. Sungai dan selokan
adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau
menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan
menjadi tersumbat.
adalah tempat aliran air sehingga jangan sampai tercemari dengan sampah atau
menjadi tempat pembuangan sampah yang akhirnya menyebabkan sungai dan selokan
menjadi tersumbat.
2. Melakukan reboisasi tanaman khususnya jenis tanaman dan pepohonan yang dapat
menyerap air dengan cepat.
menyerap air dengan cepat.
3. Memperbanyak dan menyediakan lahan terbuka untuk membuar lahan hijau untuk
penyerapan air.
penyerapan air.
4. Berhenti membangun perumahan di tepi sungai, karena akan mempersempit sungai dan
sampah rumah juga akan masuk sungai.
sampah rumah juga akan masuk sungai.
5. Berhenti membangun gedung-gedung tinggi dan besar, karena akan menyebabkan bumi
ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun.
ini akan semakin sulit menahan bebanya dan membuat permukaan tanah turun.
6. Hindari penebangan pohon-pohon di hutan secara liar dan juga di bantaran sungai,
karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon
tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan
hutan menjadi gundul.
karena pohon berperan penting untuk pencegahan banjir. Sebenarnya menebang pohon
tidak dilarang bila kita akan menanam kembali pohon tersebut dan tidak membiarkan
hutan menjadi gundul.
Dengan melakukan cara penanggulangan banjir tersebut kita dapat mencegah bencana banjir. Karena selama ini pemerintah pun telah bekerja keras untuk mencegah terjadinya banjir, tetapi semua masyarakat pun harus mendukung agar semua bisa teratasi dengan baik.
ü LONGSOR
a. Definisi
Longsor adalah gerakan material pembentuk lereng yang diakibatkan oleh terjadinya kegagalan geser disepanjang satu atau lebih bidang longsor (Hardiyatmo, 2006).
Menurut BNPB (2008) Bencana longsor adalah peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh bergeraknya massa tanah dari puncak lereng kebawah lereng sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
b. Penyebab Bencana Longsor
Penyebab terjadinya bencana longsor secara umum dibagi atas tiga (3), yakni:
- Kondisi alam yang bersifat statis (kondisi geografis, topografi, dan karakteristik
sungai)
sungai)
- Peristiwa alam yang yang bersifat dinamis seperti perubahan iklim global, pasang
surut, Land Subsidence, sedimentasi, dsb
surut, Land Subsidence, sedimentasi, dsb
- Aktivitas sosial-ekonomi manusia yang sangat dinamis, seperti deforestasi
(pengundulan hutan), konservasi lahan pada hutan lindung, pemanfaatan saluran
sungai untuk perumahan dsb.
(pengundulan hutan), konservasi lahan pada hutan lindung, pemanfaatan saluran
sungai untuk perumahan dsb.
c. Penanggulangan Bencana Longsor
Penanggulangan bencana longsor adalah segala upaya yang dilakukan agar longsor tidak menimbulkan gangguan dan kerugian bagi masyarakat, atau untuk mengurangi
dan menekan besarnya kerugian yang ditimmbulkan oleh longsor.
dan menekan besarnya kerugian yang ditimmbulkan oleh longsor.
Beberapa penanggulangan bahaya bencana longsor :
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana longsor
- Pemasangan sistem peringatan dinni yang murah dan sederhana
- Relokasi
- Pemerintah melakukan pencegahan pengembangan permukiman pada
kawasan-kawasan rawan longsor.
kawasan-kawasan rawan longsor.
- Tidak melakukan penebangan pohon pada daerah rawan longsor.
ü BENCANA EKOLOGI
a. Bencana Ekologi dan Pembangunan
Ekologi adalah kajian ilmiah tentang interaksi yang menjadi penentu penyebaran dan kelimpahan organisme. Dilain pihak pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju kepada kemajuan.
Ada tiga pilihan strategis pembangunan yaitu: (1) meletakkan ekologi sebagai fokus utama, (2) pembangunan konvensional sebagai lebih penting, serta (3) pentingnya kompromi diantara keduanya melalui pembangunan berkelanjutan. Dari hal diatas manusia adalah penyebab dari kerusakan ekologi terlihat dari pencemaran lingkungan karena adanya ketimpangan sosial.
Kerusakan lingkungan adalah persoalan serius yang dihadapi umat manusia saat ini dan akan datang. Dampaknya saat ini sudah sering dirasakan oleh manusia sendiri dalam bentuk bencana-bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, naiknya permukaan air laut dan pemanasan global.
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas manusia sendiri baik secara sengaja ataupun tidak sengaja. Ini adalah persoalan mendasar yaitu pola perilaku manusia terhadap alam yang destruktif. Pola perilaku destruktif ini berakar dari pola pikir yang destruktif pula. Manusia menganggap dirinya sebagai pemilik alam yang tentu saja berhak memperlakukannya sesuai kehendak dan kebutuhannya.
Perasaan superior atas alam inilah yang menyebabkan semua kerusakan yang ada. Dengan kata lain, semua bencana yang disebutkan di atas sebenarnya adalah ulah manusia sendiri. Oleh karena itu, diperlukan rekonstruksi paradigma terhadap alam.
Paradigma antroposentris yang menganggap manusia adalah superior atau pusat alam semesta harus dirubah dengan paradigma yang egaliter terhadap alam. Manusia adalah bagian dari alam semesta yang saling terhubung dan bergantung satu sama lain. Kehancuran alam berarti kehancuran umat manusia.
Kesadaran ekologis semacam ini harus dimiliki oleh setiap individu baik individu biasa maupun individu elit. Individu biasa maksudnya adalah individu yang berada pada kelas menengah ke bawah baik ekonomi, sosial maupun politiknya seperti guru, petani, pedagang dan buruh. Sedangkan individu elit adalah individu yang berada pada kelas sosial atas seperti presiden, menteri, pengusaha dan anggota parlemen.
Setelah masing-masing individu memiliki kesadaran ekologis, maka langkah selanjutnya adalah menjadikan kesadaran ini sebagai landasan untuk membuat upaya penyelamatan lingkungan dari kerusakan dalam kerangka politik. Negara harus menerapkan kebijakan-kebijakan yang ramah lingkungan.
Kesadaran individual untuk melestarikan lingkungan yang dipadukan dengan upaya politik dalam konteks negara merupakan upaya integral untuk menyelamatkan lingkungan beserta sumber daya yang terkandung di dalamnya. Namun demikian, proses ini memerlukan waktu dan usaha serius dari segenap masyarakat.
b. Awal Bencana Ekologi
Awal dari bencana ekologi adalah kerusakan hutan, kerusakan hutan berawal dari perubahan fungsi hutan menjadi permukiman akibat kerakusan manusia yang tidak diikuti oleh upaya-upaya pelestarian yang berkelanjutan, menjadi topik utama kesepakatan yang harus segera diselesaikan.
Keanekaragaman hayati merupakan istilah yang sering kali dipergunakan para ahli biologi. Mengingat pentingnya keanekaragaman hayati bagi kehidupan manusia dipermukaan bumi, upaya untuk melestraikannya sangat diperlukan untuk mengurangi bencana ekologi.
c. Pentingnya Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati merupakan keragaman kehidupan disuatu wilayah tertentu yang dibentuk oleh makhluk hidup yang ada, serta interaksi antara individu dengan lingkungannya. Keanekaragaman hayati mempunyai nilai penting bagi manusia diantaranya pemanfaatan minyak nabati sebagai sumber energi alternatif.
d. Mitigasi Bencana Ekologi
Upaya-upaya untuk memitigasi bencana ekologi salah satu hak yang penting adalah pengaturan emisi karbon, melalalui:
- Menyebarluaskan teknologi ramah iklim
- Menggunakan bahan bakar terbarukan seperti pembangkit air (large hydro)
- Menggunakan emisi injeksilangsung turbocharge
- Melakukan penanaman hutan
- Melakukan pengontrolan terhadap sampah organik
ü PUTTING BELIUNG
a. Defenisi
Angin putting beliung atau dikenal dengan istilah Tornado ialah angin yang bergerak berputar secara cepat, ujungnya berbentuk runcing menyentuh tanah. Angin puting beliung disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu system cuacu Angin paling kencang yang terjadi di daerah tropis ini umumnya berpusar dengan radius ratusan kilometer di sekitar daerah system tekanan rendah yang ekstrem dengan kecepatan sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal dengan sebutan angin badai.
Gejala dan Peringatan Dini Angin putting beliung dapat terjadi secara mendadak, tetapi sebagian besar badai tersebut terbentuk melalui suatu proses selama beberapa jam atau hari yang dapat dipantau melalui satelit cuaca. Monitoring dengan satelit dapat untuk mengetahui arah angin putting beiung sehingga cukup waktu untuk memberikan peringatan Dini meskipun demikian perubahan system cuaca sangat kompleks sehingga sulit dibuat prediksi secara cepat dan akurat
b. Penanggulangan bencana putting beliung
Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana:
- Membuat struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
terhadap gaya angin.
terhadap gaya angin.
- Perlunya penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin
khususnya di daerah yang rawan angin puting beliung Penempatan lokasi
pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin
puting beliung.
khususnya di daerah yang rawan angin puting beliung Penempatan lokasi
pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin
puting beliung.
- Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
- Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat saat terjadi serangan angin
putting beliung
penampungan sementara bagi orang maupun barang saat saat terjadi serangan angin
putting beliung
- Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat
membahayakan diri atau orang lain di sekitarnya
membahayakan diri atau orang lain di sekitarnya
- Kesiapsiagaan dalam menghadapi angin putting beliung, mengetahui bagaimana cara
penyelamatan diri.
penyelamatan diri.
- Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat
sehingga tidak diterbangkan angin
sehingga tidak diterbangkan angin
- Untuk para nelayan, supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya.
ü KEKERINGAN
a. Defenisi
Kekeringan ditandai dengan tidak turunnya hujan dalam waktu yang panjang dan lama, sehingga cadangan air dalam tanah berkurang secara cepat, baik diambil oleh manusia untuk sehari-hari, diambil oleh tumbuhan, dan hilang akibat penguapan.
Kekeringan adalah salah satu bencana alam yang terjadi secara perlahan, berlangsung lama sampai musim hujan tiba, berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor. Kekeringan merupakan fenomena alam yang tidak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.
b. Penyebab Kekeringan
Datangnya bencana kekeringan belum dapat diperkirakan secara teliti, namun secara umum terlihat adanya fenomena terjadinya kekeringan setiap empat atau lima tahun sekali. Penyebab dari bencana kekeringan adalah curah hujan yang jauh dibawah normal pada areal yang airnya telah dimanfaatkan secara maksimal atau pada musim kemarau panjang.
Bencana kekeringan merupakan bencana yang tergolong potensial dan berbahaya pada masa yang akan datang kalau tidak segera di tanggulangi.
Kekeringan dapat disebabkan oleh manusia dan secara alami yaitu:
a) Kekeringan alami
- Kekeringan meteorologi, yang berkaitan dengan tingkat curah hujan dibawah
normal.
normal.
- Kekeringan hidrologis, yaitu kekeringan yang berkaitan dengan pasokan air
permukaan dan air tanah.
permukaan dan air tanah.
- Kekeringan pertanian, akibat kekeringan meteorologi menyebabkan kekurangan
air bagi tanaman tertentu.
air bagi tanaman tertentu.
- Kekeringan sosial-ekonomi, kekeringan yang menimbulkan dampak sosial
ekonomi seperti menurunnya pasokan air domestik dan perkotaan.
ekonomi seperti menurunnya pasokan air domestik dan perkotaan.
- Kekeringan hidrotopografi yaitu kekeringan akibat perubahan tinggi muka air
sungai antara musim hujan dan musim kering dan topogrfai lahan.
sungai antara musim hujan dan musim kering dan topogrfai lahan.
b) Kekeringan akibat manusia
- Kebutuhan air besar sedangkan pasokan air sedikit akibat ketidakcermatan
manusia.
manusia.
- Kerusakan area tangkapan air akibat penggunan lahan
- Pembukaan lahan dengan membakar hutan
- Pola pertanian yang sangat intensif
- Eksploitasi Sumber Daya Air yang tidak terbatas
c. Penanggulangan Bencana Kekeringan
Upaya–upaya mitigasi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi bencana
kekeringan adalah sebagai berikut:
kekeringan adalah sebagai berikut:
- Terciptanya kebikajan yang berorientasi pada penyelamatan hutan.
- Tidak melakukan pembakaran hutan untuk membuka lahan
- Membatasi pembukaan lahan hutan untuk permukiman dan lahan pertanian.
- Melakukan reboisasi secara berkesinambungan.
- Penyelamatan lahan rawa dan gambut dari pembakaran.
- Kawasan DAS minimal mempunyai 40% dari kawasan hutan.
- Menghentikan pertanian yang intensif.
- Melakukan pertanian untuk penyelamatan Sumber Daya Air
2.2 Bencana Geologi
1. Definisi
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus. Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera. Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumi, tsunami dan gunung meletus.
Gempa bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik. Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh. Gelombang yang disebabkan oleh seismik memuncak pada ketinggian kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam. Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat melampaui 10 meter.
Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan. Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung, atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.
2 Macam-macam Bencana Geologi dan Penanggulangannya
ü GEMPA BUMI
a. Definisi
Gempa bumi adalah Goncangan atau getaran lapisan kulit bumi sebagai akibat pelepasan energi yang besar akibat pergerakan kulit bumi/ akibat aktivitas gunung berapi. Magnitudo : Ukuran besar atau kecilnya kerusakan suatu tempat akibat gempa bumi.
Gempa bumi adalah getaran yang ditimbulkan karena adanya gerakan endogen. Semakin besar kekuatan gempa, maka akan menimbulkan kerusakan yang semakin parah di muka bumi. Gempa bumi menyebabkan bangunan-bangunan retak atau hancur, struktur batuan rusak, aliran-aliran sungai bawah tanah terputus, jaringan pipa dan saluran bawah tanah rusak, dan sebagainya.
Jika kekuatan gempa bumi melanda lautan, maka akan menimbulkan tsunami, yaitu arus gelombang pasang air laut yang menghempas daratan dengan kecepatan yang sangat tinggi.
b. Macam-macam Gempa Bumi
Gempa bumi beerdasarkan sumber terbagi tiga yaitu:
- Gempa terdiri atas Gempa Tektonik dan Gempa Vulkanik
- Gempa Tektonik yaitu gempa yang di akibatkan oleh pergerakan lempeng bumi.
- Gempa Vulkanik yaitu gempa yang di akibatkan oleh aktivitas gunung berapi.
c. Penanggulangan Bencana Gempa Bumi
Strategi Mitigasi dan Upaya Penanggulangan Bencana Gempa Bumi:
- Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya di daerah rawan
gempa.
gempa.
- Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
- Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
- Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
- Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan gempa bumi.
daerah rawan gempa bumi.
- Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
- Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara -
cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
- Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
- Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
masyarakat lainnya.
- Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
gempa bumi.
- Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman
kebakaran dan pertolongan pertama.
kebakaran dan pertolongan pertama.
- Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan
masyarakat lainnya.
masyarakat lainnya.
- Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam menghadapi
gempa bumi.
gempa bumi.
ü TSUNAMI
a. Definisi
Tsunami (bahasa Jepang: 津波; tsu = pelabuhan, nami = gelombang, secara harafiah berarti "ombak besar di pelabuhan") adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Tsunami terjadi karena adanya gangguan impulsif terhadap air laut akibat terjadinya perubahan bentuk dasar laut secara tiba-tiba. Ini terjadi karena tiga sebab, yaitu : gempa bumi, letusan gunung api dan longsoran (land slide) yang terjadi di dasar laut. Dari ketiga penyebab tsunami, gempa bumi merupakan penyebab utama. Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang menyebabkannya.Bagian terbesar sumber gangguan implusif yang menimbulkan tsunami dahsyat adalah gempa bumi yang terjadi di dasar laut. Walaupun erupsi vulkanik juga dapat menimbulkan tsunami dahsyat, seperti letusan gunung Krakatau pada tahun 1883.
Gempa bumi di dasar laut ini menimbulkan gangguan air laut, yang disebabkan berubahnya profil dasar laut. Profil dasar laut iniumumnya disebabkan karena adanya gempa bumi tektonik yang bisa menyebabkan gerakan tanah tegak lurus dengan permukaan air laut atau permukaan bumi. Apabila gerakan tanah horizontal dengan permukaan laut, maka tidak akan terjadi tsunami.
Apabila gempa terjadi didasar laut, walaupun gerakan tanah akibat gempa ini horizontal, tetapi karena energi gempa besar, maka dapat meruntuhkan tebing-tebing (bukit-bukit) di laut, yang dengan sendirinya gerakan dari runtuhan in adalah tegak lurus dengan permukaan laut. Sehingga walaupun tidak terjadi gempa bumi tetapi karena keadaan bukit/tebing laut sudah labil, maka gaya gravitasi dan arus laut sudah bisa menimbulkan tanah longsor dan akhirnya terjadi tsunami. Hal ini pernah terjadi di Larantuka tahun 1976 dan di Padang tahun 1980.
b. Penanggulangan Bencana Tsunami
Adapun cara yang dilakukan untuk penanggulangan bencana tsunami adalah :
- Melaksanakan evakuasi secara intensif.
- Melaksanakan pengelolaan pengungsi.
- Melakukan terus pencarian orang hilang, dan pengumpulan jenazah.
- Membuka dan hidupkan jalur logistik dan lakukan resuplay serta pendistribusian logistik yang diperlukan.
- Membuka dan memulihkan jaringan komunikasi antar daerah atau kota.
- Melakukan pembersihan kota yang hancur dan penuh puing dan lumpur.
- Menggunakan dana pemerintah untuk penanggulangan bencana dan gunakan pula dengan tepat sumbangan dana baik dari dalam maupun luar negeri.
- Menyambut dengan baik dan libatkan unsur civil society.
ü GUNUNG MELETUS
a. Definisi
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang bertekanan tinggi. Secara geografis Indonesia terletak diantara dua samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). Selain itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma di dalam bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa di Indonesia banyak terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang kedanya melewati Indonesia.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
b. Penanggulangan Bencana Gunung Meletus
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah terjadi letusan.
Ø Penanganan sebelum terjadi letusan
- Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung berapi yang aktif
- Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona
Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung
berapi
Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung
berapi
- Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan gunung berapi
- Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung berapi
- Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan geokimia di
gunung berapi
gunung berapi
- Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti
peningkatan sarana san prasarana
peningkatan sarana san prasarana
Ø Penanganan saat terjadi letusan
- Memebentuk tim gerak cepat
- Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung oleh penambahan
peralatan yang memadai
peralatan yang memadai
- Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi pelaporan sesuai dengan
kebutuhan
kebutuhan
- Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai prosedur
Ø Penanganan setelah terjadi letusan
- Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil letusan
- Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
- Mmemberikan saran penanggulangan bencana
- Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka panjang
- Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
- Menurunkan status kegiatan, bila keadaan sudah menurun
- Melanjutkan pemantauan secara berkesinambungan.
2.3 Bencana Alam dari Aktivitas Manusia
1. Kebakaran Hutan
a. Definisi dan Penyebab Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Penyebab-Penyebab Kebakaran Hutan:
- Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok sembarangan dan lupa
mematikan api di perkemahan.
mematikan api di perkemahan.
- Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung
berapi.
berapi.
- Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka
lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
b. Penanggulangan Kebakaran Hutan
Walaupun kebakaran hutan dapat juga digolongkan ke dalam bencana alam yang terjadi secara ilmiah dan bukan karena aktivitas manusia, namun tetap saja sebagian besar penyebab kebakaran hutan di Indonesia adalah di sebabkan oleh manusia. Maka dari itu harus ada penanggulangan dari kebakaran hutan. Berikut adalah beberapa contoh penanggulangan kebakaran hutan:
· Pemantauan Kondisi Rawan Kebakaran Hutan.
· Melakukan Penjagaan, Patroli dan Pengawasan di Hutan yang Rawan
Kebakaran
Kebakaran
· Mempersiapkan Tenaga dan Peralatan Pemadam Kebakaran Hutan
· Membuat Tempat-Tempat Penampungan Air
· Membuat Sekat Bakar
· Memasang Rambu-Rambu Peringatan Bahaya Kebakaran
· Menerapkan Teknologi Penyiapan Lahan Tanpa Bakar.
· Menetapkan daerah rawan kebakaran hutan berdasarkan iklim, jenis bahan
bakar yang mudah terbakar dan perilaku masyarakat setempat.
bakar yang mudah terbakar dan perilaku masyarakat setempat.
2. Pemanasan Global
a. Defenisi
Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Global Warming sebagai masalah lingkungan ini masih diperdebatkan kebenarannya oleh beberapa pihak yang menganggap Global Warming adalah alasan yang diciptakan untuk membatasi laju perkembangan perindustrian. Walaupun masih terdapat perdebatan mengenai kebenaran keadaan Global Warming di antara para ahli lingkungan tersebut, masalah Global Warming ini tidaklah dapat diungkiri untuk diteliti dan diteliti lebih lanjut demi kelangsungan kehidupan manusia.
b. Penyebab dan dampak Pemanasan Global
Beberapa penyebab Pemanasan global antara lain:
- Efek Rumah Kaca
Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya.
- Efek Umpan Balik
Penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air.
Beberapa dampak pemanasan Global yaitu:
- Kebakaran hutan
Kebakaran hutan biasa nya d sebabkan meningkat nya permukaan suhu di daerah
tersebut akibat efek dari pemanasan global, terjadi di waktu musim kemarau.
tersebut akibat efek dari pemanasan global, terjadi di waktu musim kemarau.
- Es meleleh
Mencairnya es d kutub d sebabkan suhu yang meningkat secara drastis sehingga
dapat melelehkan es d kutub.
dapat melelehkan es d kutub.
- Permukaan air laut meninggi
Meningkatnya tinggi permukaan laut ini d sebabkan oleh air es yang telah mencair
dari arah kutub
dari arah kutub
c. Penanggulangan Pemanasan Global
Upaya- upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan global antara lain:
- Menyebarluaskan teknologi ramah iklim
- Mengembangkan energi terbarukan melalui investasi dalam bidang energi, khususnya
investasi pada angin, solar dan bifuel.
investasi pada angin, solar dan bifuel.
- Melakukan penanaman hutan baru
- Melakukan pengontrolan terhadap sampah-sampah organik
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bencana alam hidrometeorologi yaitu: banjir, longsor, bencana
ekologi, degradasi lahan, putting beliung dan kekeringan.
ekologi, degradasi lahan, putting beliung dan kekeringan.
2. Bencana alam geologi yaitu: gempa bumi, tsunami dan gunung
meletus.
meletus.
3. Bencan alam akibat aktivitas manusia adalah kebakaran hutan dan
global warming Kesemua bencana tersebut menimbulkan dampak
negati terhadap manusia dan membutuhkan penanggulangan yang
berbeda pula.
global warming Kesemua bencana tersebut menimbulkan dampak
negati terhadap manusia dan membutuhkan penanggulangan yang
berbeda pula.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka untuk memaksimalkan penanggulangan bencana penulis menyarankan agar ada kerja sama antara masyarakat dan pemerintah, agar pada aplikasinya terdapat hasil yang maksimal dan berbasis masyarakat dalam menggulanngi bencana.
DAFTAR PUSTAKA
Hermon, Dedi. 2012. Mitigasi Bencana Hidrometeorologi (Banjir, Longsor, Ekologi, Degradasi Lahan, Putting Beliung, Kekeringan). Padang: UNP Press.
. 2010. Geografi Lingkungan Perubahan Lingkungan Global. Padang : UNP Press.
http://www.google.com PENYEBAB KEKERINGAN DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA _ Cyber Extension - Pusbangluh Deptan.htm
http://www.google.com Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan untuk Kesejahteraan Masyarakat _ Taman Nasional Teluk Cenderawasih.htm
http://www.google.com Pengertian, Penyebab, Dampak dan Cara Menanggulangi Banjir _ Sumber Ilmu dan Informasi.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar